Taktik Gegenpressing ala Klopp: Mengapa Liverpool Begitu Mematikan?

Gegenpressing ala Klopp
March 14, 2025
Spread the love

Sejak kedatangannya di Liverpool pada 2015, Jürgen Klopp telah mengubah klub ini menjadi mesin penghancur di Eropa dengan gaya permainan khasnya: Gegenpressing. Strategi ini tidak hanya membuat Liverpool mendominasi lawan, tetapi juga membawa mereka meraih Liga Champions (2019) dan Premier League (2020).

Tapi, apa sebenarnya gegenpressing? Bagaimana cara kerja taktik ini dalam menyerang dan bertahan? Dan apakah ada kelemahan yang bisa dieksploitasi oleh lawan?

Simak analisis lengkapnya di bawah ini!

Sejak kedatangannya di Liverpool pada 2015, Jürgen Klopp telah mengubah klub ini menjadi mesin penghancur di Eropa


1. Apa Itu Gegenpressing?

Secara harfiah, gegenpressing berarti “counter-pressing” dalam bahasa Jerman.

Konsep Utama:

  • Menekan lawan segera setelah kehilangan bola, alih-alih mundur untuk bertahan.
  • Mencegah lawan melakukan serangan balik dengan merebut bola kembali dalam hitungan detik.
  • Menekan di area tinggi lapangan, sehingga tim tetap bisa mendominasi penguasaan bola.

Mengapa Gegenpressing Efektif?
Menghancurkan transisi lawan. Lawan tidak punya waktu membangun serangan balik.
Membantu menyerang lebih cepat. Bola direbut kembali di dekat gawang lawan.
Membuat lawan panik. Tim lawan sering melakukan kesalahan karena tekanan tinggi.

Kesimpulan:
Gegenpressing bukan sekadar strategi bertahan, tetapi juga alat untuk menciptakan peluang gol lebih banyak!


2. Bagaimana Gegenpressing Bekerja di Liverpool?

Liverpool di era Klopp menerapkan gegenpressing dengan skema yang sangat terstruktur.

Fase 1: Kehilangan Bola → Reaksi Cepat
✅ Begitu kehilangan bola, 3-4 pemain langsung menekan lawan dalam radius kecil.
✅ Tujuannya adalah memaksa lawan melakukan umpan buru-buru atau kehilangan bola.

Fase 2: Blok Tekanan di Area Tengah & Depan
✅ Gelandang seperti Fabinho, Henderson, dan Thiago berperan sebagai pengunci pergerakan lawan.
✅ Para bek, terutama Trent Alexander-Arnold & Andrew Robertson, naik ke depan untuk mempersempit ruang lawan.

Fase 3: Serangan Kilat Setelah Rebut Bola
✅ Setelah bola direbut, Liverpool langsung melakukan umpan vertikal cepat ke lini depan.
Salah, Mané (sekarang Díaz), dan Darwin Núñez menjadi ujung tombak serangan balik mematikan.

Kesimpulan:
Liverpool tidak hanya bertahan dengan gegenpressing, tetapi juga menggunakannya sebagai cara menyerang lebih efektif!


3. Kelebihan Gegenpressing Klopp di Liverpool

Apa yang membuat gegenpressing Klopp begitu mematikan?

1. Intensitas Tinggi & Agresivitas
Liverpool dikenal sebagai tim dengan stamina luar biasa.
Mereka bisa menekan lawan selama 90 menit penuh tanpa kehilangan intensitas.

2. Memaksa Lawan Bermain di Area Mereka Sendiri
Gegenpressing membuat lawan kesulitan keluar dari area mereka.
Lawan sering dipaksa melakukan umpan panjang yang mudah dipotong oleh bek Liverpool.

3. Serangan Balik yang Sangat Cepat
Begitu bola direbut, Liverpool hanya butuh beberapa detik untuk mencetak gol.
Firmino, Salah, dan Mané (sekarang Gakpo & Díaz) menjadi trio yang memanfaatkan transisi cepat ini.

4. Memaksimalkan Bek Sayap dalam Serangan
Trent Alexander-Arnold & Andrew Robertson tidak hanya bertahan, tetapi juga menjadi sumber kreativitas tim.
Keduanya sering memberikan umpan silang akurat & assist untuk lini depan.

Kesimpulan:
Gegenpressing adalah kombinasi sempurna antara pertahanan & serangan—Liverpool menggunakannya sebagai senjata utama!


⚠️ 4. Kelemahan Gegenpressing: Bagaimana Lawan Bisa Menghancurkannya?

Meski efektif, gegenpressing Klopp juga memiliki kelemahan yang bisa dimanfaatkan oleh lawan.

1. Membutuhkan Stamina Tinggi
Jika pemain Liverpool kelelahan, gegenpressing bisa jadi bumerang.
Lawan bisa menunggu hingga menit ke-70-80 untuk mulai menyerang balik saat intensitas Liverpool menurun.

2. Terbuka untuk Serangan Balik Cepat
Jika lawan berhasil lolos dari pressing, pertahanan Liverpool bisa menjadi sangat rentan.
Tim seperti Manchester City, Real Madrid, dan Napoli berhasil mengeksploitasi celah ini dengan umpan langsung ke depan.

3. Rentan Terhadap Tim dengan Pemain Kreatif
Lawan yang memiliki gelandang dengan visi bagus (misalnya Kevin De Bruyne atau Luka Modric) bisa menemukan celah di antara tekanan Liverpool.
Umpan cepat ke pemain depan bisa membongkar pertahanan yang terlalu maju.

Kesimpulan:
Jika lawan bisa bertahan dengan baik dan menunggu momen yang tepat, mereka bisa membongkar gegenpressing Liverpool!


5. Tim yang Sukses Mengalahkan Gegenpressing Klopp

Beberapa tim telah menemukan cara untuk menghadapi Liverpool dan taktik gegenpressing mereka.

Real Madrid (Final Liga Champions 2022 & 2023)
Madrid tidak panik di bawah tekanan.
Bermain dengan umpan pendek cepat untuk menghindari pressing Liverpool.
Menyerang balik dengan Vinicius Jr. & Benzema yang cepat dan klinis.

Napoli (Liga Champions 2022/23)
✅ Napoli mengeksploitasi kelemahan Liverpool di lini belakang dengan serangan langsung.
✅ Umpan panjang dan pergerakan cepat membongkar pressing tinggi Liverpool.

Manchester City (Premier League 2021/22)
✅ City menggunakan possession football untuk meredam pressing Liverpool.
De Bruyne & Bernardo Silva memanfaatkan celah kecil di antara lini tengah dan pertahanan Liverpool.

Kesimpulan:
Tim yang bisa mempertahankan bola di bawah tekanan & memiliki serangan balik cepat adalah ancaman terbesar bagi gegenpressing!

liverpool


Kesimpulan: Apakah Gegenpressing Klopp Masih Efektif?

Jawaban singkat: YA, tetapi perlu adaptasi!

Gegenpressing tetap menjadi senjata utama Liverpool, tetapi tidak bisa terus digunakan tanpa inovasi.
Beberapa tim telah menemukan cara untuk menetralkan taktik ini.
Klopp perlu menyesuaikan strategi dengan pemain baru & menambah variasi taktik dalam permainan mereka.

Kesimpulan Akhir:
Selama Liverpool bisa mempertahankan intensitas & menutup celah pertahanan, gegenpressing tetap menjadi salah satu taktik paling mematikan di sepak bola modern!

BACA JUGA: Manchester City Dilarang Bermain di Liga Champions? Begini Dampaknya!